Saudara Tak Sedarah
Saat adzan subuh
mulai berkuumandang , Faris dan Ryan bergegas bangun untuk mengambil wudlu dan
segera shalat subuh. Hari ini adalah hari bahagia mereka, karena hari ini
mereka akan segera di wisuda.
“ Eh Ris, enggak
nyangka ya kita akan segera mengahiri masa SMA kita” ujar Ryan sembari duduk di
samping Faris
“ iya yan,
enggak nyangka juga kita uda 3 tahun bersama. Kamu sahabat yang baik’’
“enggak Ris,
kita bukan hanya sekedar sahabat, kita adalah sudara karena kamu sudah aku
anggap kakak ku sendiri”
Faris dan Ryan
adalah sahabat sejak mereka duduk di bangku kelas X di MAN Gondanglegi. Faris
adalah anak terakhir dari 2 bersaudara. Orang tua Faris sudah bercerai, Ibunya
pergi ke Hongkong, Ayah menikah lagi, sedangkan kakaknya menikah dan ikut
istrinya tinggal di Jakarta. Faris hanya tinggal bersama neneknya.
Sedangkan Ryan
adalah anak kost, karena dia berasal dari Kalimantan, dia merantau ke Malang
untuk mencari ilmu. Mereka bertemu saat MOS. Mereka sama – sama menyukai
organisasi, mereka mempunyai banyak pemikiran yang sejalan. Hari demi hari
mereka lewati bersama, mereka menjadi sepasang teman yang sangat akrab.
Akhirnya Faris menyuruh Ryan untuk tinggal di rumahnya.
“Eh yan, apa kamu betah tinggal di kost barumu?“ Tanya
Faris.
“Yah betah gak
betah harus di betahin ris, mau gimana lagi?” jawab Ryan
“Emm . . .
gimana kalau kamu tinggal di rumahku aja?”
“Kamu serius
ris?”
“Enggak, aku
bercanda. Kamu gimana sih yan? Ya aku serius lah yan”
“Ahh, enggak ah
ris aku nggak enak sama kamu, ntar malah ngerepotin kamu”
“Ya enggak lah
yan, sama sekali nggak ngrepotin kok”
“Gimana ya ris?”
“Ayolah yan,
biar aku sama nenek ku ada temenya”
Akhirnya Ryan
menerima tawaran Faris untuk tinggal bersama Faris di rumahnya.
Hari demi hari
mereka lalui bersama, dari pagi hingga malam lagi. Makan bersama, belajar
bersama, tidur bersama, apapu mereka kerjakan bersama. Mereka sangat akrab
melebihi teman, sahabat, bahkan bisa dibilang mereka seperti saudara. Jam
menunjukkan pukul 06.05, Faris dan Ryan sudah mulai sibuk dengan dirinya
sendiri – sendiri. Mereka ingin tampil lebih baik di wisudanya kali ini.
“Eh ris, udah
belum kaca nya? Sini dong aku pinjem” Tanya Ryan
“Bentar yan,
gantian napa kamu lama banget sih”
“Sabar
dong yan, aku hari ini harus kelihatan cakep di mata viska”
“ Yee… Gak gitu
juga kali broo, yang penting itu hatinya bukan parasnya”
“Ah loe sirik
mulu”
“Bodo amat” Ujar
Ryan sambil merebut kaca dari tangan Faris.
Setelah mereka
selesai bersiap-siap, akhirnya mereka berangkat bersama menuju sekolah mereka. Sampai
di sekolah, mereka langsung bergabung sama para IPA 3 community, mereka
foto-foto bareng, ngobrol bareng, bercanda bareng, serta gila-gilaan bareng.
Tepat pukul 08.00 acara wisuda dimulai, para
siswa serta wali murid telah siap mengikuti acara wisuda di tempat mereka
masing-masing. Semua kursi penuh, kecuali kursi viska dan satu kursi kosong di
jurusan IPS 2
“Loe kenapa
tegang gitu sih ris?”
“Itu tuh yan
liat kursi viska, kosong. Dia kemana ya?”
“Belum dating
mungkin, udah ah loe tenang ajar ris”
Ketika kepala
sekolah MAN Gondang Legi memberi sambutan, tiba-tiba ada gadis yang memakai
kebaya ungu di temani pemuda yang memakai jas hitam berjalan beriringan menuju
kursi Viska.
“Astaga, liat
itu ris” (ujar Ryan sambil menunjuk ke depan pintu)
“Apa? Viska?”
“Itu kan anak
IPS 2, siapa tuh namanya….. emm…. Lupa aku”
“YUSUF” jawab
Faris
“Nah, itu dia
namanya, tapi kok bisa sama viska ya?”
Setelah Viska
sampai di kursinya (sambil di damping Yusuf), akhirnya Viska duduk dan menyapa
teman-temannya.
“Hay Ryan,
Faris, Amin, Reno, Lya” Sapa Viska
“Hay Viska”
Jawab mereka serempak
“Udah ya sayang,
aku ke kursiku dulu gak papa kan?” Sahut Yusuf
“Oh iya sayang,
gak papa kok”
“Daa Viska, Keep
beauty honey”
“Daaa”
Faris, Ryan,
Serta teman-teman yang lain tampak terkejut mendengar percakapn Viska dan
Yusuf.
“Loe
pacaran vis sama Yusuf?” Tanya Reno
“Hehehe iya….”
“Apa?” Lya
terkejut
“Iya, aku jadian
sama Yusuf. Kenapa ya?”
“emm…. Gak papa
sih”
Tanpa sadar
Faris langsung meneteskan air mata mendengar ungkapan Viska. Dia hanya diam dan
menunduk.
“Broo… udah lah
jangan terlalu di fikirin” ujar Ryan
“Gue bener-bener
gak nyangka yan”
“Kan masih ada
gue” goda Ryan sambil berusaha menghibur Faris
“Hahaha loe bisa
aja” Jawab Faris sambil tersenyum
“Gitu dong, itu
baru sahabat gue”
“Thanks broo”
Ujar Faris
“U’re welcome my
broo” Jawab Ryan sambil merangkul pundak Faris
(Viska adalah
gadis yang di taksir Faris mulai dia duduk di kelas XI. Faris berencana
menembak Viska setelah mereka wisuda, berhubung Viska udah terlanjur pacaran
sama Yusuf maka Faris mengurungkan
niatnya)
Detik demi detik
berlalu, akhirnya acara wisuda itu selesai. Faris dan Ryan pulang, sesampainya
dirumah Faris dan Ryan berbincang-bincang masalah pekerjaan. Ternyata Faris
akan dikirim oleh sekolahnya ke Jakarta untuk di tempatkan kerja di perusahaan
yang berkerja sama dengan MAN Gondang Legi, sedangkan Ryan di tempatkan oleh
sekolahnya di perusahaan produksi sepatu di Medan.
Satu bulan
berlalu, Ryan akan segera berangkat ke Medan karena dia akan memulai bekerja.
“Gak ada yang
ketinggalan kan bro?”
“Insyaallah gak
ada ris, Yaudah gue pamit ya”
“Iya bro, Gue
sama nenek bakal merindukanmu”
“Kalau gue
libur, pasti gue kesini kok ris”
“Beneran ya yan,
Meski loe jauh loe harus tetep jaadi sahabat gue”
“Past ris, Itu
Pasti . Gue gak akan nglepuain loe sama nenek”
“Sering-sering
kesini ya le” Saahut nenek
“Insyaallah nek,
Ryan akan kesini. Yauda Ryan pamit ya nek”
“Iya le
hati-hati, do’a nenek selalu menyertaimu le”
“Terimakasih
nek, Ryan berangkat dulu ya. Assalamualaikum nek, ris”
“Waalaikumsalam
yan, Hati-hati”
Akhirnya Ryan
berangkat ke Medan dan Faris kembali tinggal berdua bersama neneknya. Selang
beberapa bulan, giliran Faris yang harus berangkat ke Jakarta untuk menjalankan
tugasnya. Setelah Faris bersiap-sia, Faris segera pamit ke neneknya.
“Nek, Faris
berangkat dulu ya, nenek baik-baik dirumah ya”
“Iya nak, kamu
juga hati-hati ya disana”
“Iya nek, doain
Faris ya”
“Pasti nak,
nenek pasti akan mendoakanmu”
“Terimakasih
nek, Assalamualaikum”
“Waalaikumsalam,
hati hati ya nak”
Sekarang nenek
Faris tinggal seorang diri, tanpa saudara sama sekali. Bulan demi bulan telah
berlalu, Faris tidak pernah merasa tenang karena dia selalu terbayang wajah
neneknya yang sendirian di rumah.
Faris bingung,apakah
dia harus pulang dan menemani neneknya di rumah atau bertahan di Jakarta
mengumpulkan uang untuk biaya kuliah.Setiap hari dia selalu memikirkan hal itu,
akhirnya dia memutuskan untuk pulang dan menemani neneknya di rumah.
“Assalamuallaiku,
neek… neek? Ini aku Faris nek” teriak Faris sambil mengetuk pintu rumahnya
“Waallaikuum
sallam, lho lee kok uda pulang?” jawab nenek sambil terkejut bahagia
“Iya nek aku
pulang lebih cepat, aku ngak bisa kerja
dengan tenang, aku selalu ke fikiran nenek terus menerus” sahut Faris sambil
memeluk nenek nya .
“Oalah lee!
Nenek ngak papa kok, nenek baik-baik saja lee” jawab nenek dengan terharu.
Begitu juga
Ryan, dia juga memikirkan hal yang sama seperti yang di fikirkan Faris. Dan
akhirnya Ryan juga memutuskan untuk keluar dari pekerjaanya dan pulang untuk
menemani nenek Faris di rumah.Setelah sampai di rumah Faris, mereka berdua
berbincang-bincang bersama . mereka
kembali menjalani hari demi hari bersama dan memulai mengulang kembali
masa-masa indah yang perna mereka lalui dulu.
Hingga sekarang
mereka tetap bersama, segala cobaan dan tantangan dalam hidup mereka selalu
hadapi bersama . merekapun tak perna takut
dan berhenti mencoba apapun, demi menggapai cita-cita mereka masing-masing .
By: Fie Sofie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar